SnekingOneNews – Pagi ini Kamis, 22 Oktober 2020 suasana di lingkungan sekolah berubah mendadak seperti dalam lingkungan pondok pesantren. Seluruh warga sekolah mengenakan busana muslim mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan, dan siswanya. Setelan yang dikenakan guru sedikit berbeda dengan yang kenakan siswa khususnya untuk yang dipakai putri. Busana Guru dan karyawan pria sama dengan siswa yaitu busana muslim atau baju Koko, bersongkok, dan mengenakan sarung. Sedangkan untuk busana putri guru dan karyawan mengenakan gamis warna putih dengan jilbab hitam dan busana yang dipakai siswa putri adalah busana muslim bebas.
Begitulah suasana pagi ini di SMPN 1 Kedungpring dalam peringatan hari santri nasional (HSN) yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober dan sudah dijadikan agenda wajib setiap tahun. Dalam memperingati HSN ini, semua sekolah diwajibkan mengadakan kegiatan upacara disekolahnya masing-masing. Di Kabupaten Lamongan ini tidak hanya lingkungan madrasah dan pesantren saja yang mengadakan kegiatan tersebut, bahkan sekolah umum pun juga diwajibkan mengadakan kegiatan serupa.
Adapun kegiatannya diawali dengan pelaksanaan upacara yang pesertanya adalah seluruh siswa dengan nomor absen genap. Petugas upacara diambilkan dari anak OSIS baru dan yang bertindak sebagai inspektur upacara adalah Bunda Yuni yang merupakan panggilan akrab Kepala SMPN 1 Kedungpring. Dalam pidatonya, bunda membacakan secara singkat tentang sejarah diperingatinya hari santri yang kini diperingati setiap tahunnya. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengingatkan kepada masyarakat tentang resolusi jihad hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari. Resolusi jihad tersebut menggerakkan santri, pemuda, serta masyarakat dalam berjuang melawan kolonial Belanda yang puncaknya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945.
Sesuai dengan tema HSN 2020 yaitu “Santri Sehat, Indonesia Kuat”, bunda menghimbau kepada seluruh peserta yang hadir untuk selalu mentaati protokol kesehatan, rajin olahraga, perkuat imun tubuh, dan rajin beribadah. Diakhir pidatonya, Bunda menyinggung sedikit tentang pelaksanaan kegiatan Tahfidz yang merupakan kurikulum plus di SMPN 1 Kedungpring. Beliau menyampaikan bahwa Tahfidz ini nantinya akan memiliki rapor tersendiri dan menjadi salah satu syarat kenaikan kelas dan penentu kelulusan.
Alhamdulillah pelaksanaan kegiatan upacara peringatan hari santri nasional yang berjalan sekitar 40 menit bisa berjalan lancar sesuai rencana dan seluruh peserta bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan khidmat dan semuanya sehat. Usai upacara, seluruh siswa berjalan menuju ruang kelas masing-masing dengan tertib. Tepat bel komputer menunjukkan jam kedua berbunyi, kegiatan belajar mengajar pun dimulai dan seluruh siswa mengawalinya dengan mengaji atau muroja’ah surat-surat pendek dan dilanjutkan dengan pemberian materi pelajaran seperti biasa. (afh)